Byzantium
Arsitektur Byzantium
Arsitektur Bizantium adalah gaya bangunan yang berkembang di bawah kekuasaan Kaisar Romawi Justinianus antara tahun 527 dan 565 SM. Selain penggunaan luas mosaik interior, ciri khasnya adalah kubah tinggi, hasil dari teknik rekayasa abad keenam. Arsitektur Bizantium mendominasi bagian timur Kekaisaran Romawi pada masa pemerintahan Justinianus Agung, tetapi pengaruhnya membentang berabad-abad, dari 330 hingga jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 dan berlanjut ke arsitektur gereja saat ini.
Banyak dari apa yang kita sebut arsitektur Bizantium hari ini adalah gerejawi, yang berarti terkait dengan gereja. Kekristenan mulai berkembang setelah Edik Milan pada tahun 313 M. ketika Kaisar Romawi Constantine (285-337) mengumumkan kekristenannya sendiri, yang melegitimasi agama baru, orang Kristen tidak lagi secara rutin dianiaya. Dengan kebebasan beragama, orang Kristen dapat beribadah secara terbuka dan tanpa ancaman, dan agama muda itu menyebar dengan cepat. Kebutuhan akan tempat ibadah semakin meluas seperti halnya kebutuhan akan pendekatan baru dalam desain bangunan.
Hagia Irene (juga dikenal sebagai Haghia Eirene atau Aya İrini Kilisesi) di Istanbul, Turki adalah situs gereja Kristen pertama yang diperintahkan dibangun oleh Constantine pada abad ke-4. Banyak dari gereja-gereja awal ini dihancurkan tetapi dibangun kembali di atas puing-puing mereka oleh Kaisar Justinian.
Ciri Khas Arsitektur Byzantium
Seni Arsitektur Byzantium adalah sebuah simbiosis dari beragam kebudayaan dan perpaduan dari Seni Arsitektur Barat (Eropa) dan Seni Arsitektur Timur (Asia) yang berpadu dengan kebudayaan Mediterania Kuno. Seni Arsitektur Byzantium Awal tidak memiliki bentuk yang berbeda dengan Seni Arsitektur Romawi Kuno baik secara gaya maupun struktural. Namun karena terjadi perkembangan Teknologi Pembangunan, Perubahan Politik Geografis, Pandangan Filosofi Keagamaan dan Pergeseran Gaya, Seni Arsitektur Byzantium berevolusi secara bertahap. Perubahan paling mencolok adalah ditemukan dan penggunaan Atap berbentuk Kubah (Dome) yang terinspirasi dari Bangsa Sassanaid dari Timur
Terobosan dan perubahan dari
Teknologi bangunan pada Seni Arsitektur Byzantium antara lain berupa;
Kompleksitas geometrik bangunan semakin meningkat, penggunaan batu bata olahan
dan plesteran mortar pada dinding bangunan, mengedepankan dekorasi untuk
publik, tatanan interior yang lebih bebas dan beragam, penggunaan mosaik yang
menggantikan ukiran pada dinding, dan jendela dengan sekat kaca yang dapat
melanjutkan cahaya dari luar kedalam ruangan.
Secara umum gaya Byzantium memiliki ciri khas sebagai berikut.
1. Kubah yang sangat besar pada bagian tengah
bangunan.
2. Berbentuk sirkular atau sentral, berbeda dengan
bentuk gereja pada umumnya yang memanjang.
Kadang bentuknya polygonal (bersisi banyak), misalnya hexagonal (bersisi enam) atau octogonal (bersisi delapan).
3. Terdapat “semidome” berbentuk separuh
kubah yang mengelilingi kubah utama di pusat.
4. Pilar-pilar berukuran sangat besar untuk menopang berat bangunan.
5. Dinding tebal dan terbuat dari batu bata.
6. Bagian interior sangat luas.
7. Jendela berukuran kecil dan berfungsi
untuk pencahayaan.
8. Hiasan atau dekorasi lebih bersifat
“oriental” dengan ukiran bermotif tumbuhan atau hewan, jarang menggunakan patung atau figur manusia.
9. Ciri khas gereja Byzantine adalah penggunaan hiasan berupa “mosaik” pada dindingnya.
Karakteristik Arsitektur Bizantium
Gereja-gereja Bizantium asli berbentuk persegi dengan denah lantai pusat. Mereka dirancang setelah salib Yunani atau inti immissa quadrata bukannya Latin crux ordinaria dari katedral Gothic. Gereja-gereja Bizantium awal mungkin memiliki satu, kubah pusat dominan yang sangat tinggi, naik dari dasar persegi pada pilar setengah-kubah atau pendorong.
Arsitektur Bizantium memadukan detail arsitektur Barat dan Timur Tengah. Pembangun meninggalkan Orde Klasik demi kolom dengan blok hiasan dekoratif yang terinspirasi oleh desain Timur Tengah. Dekorasi dan narasi mosaik adalah hal biasa. Sebagai contoh, gambar mosaik Justinian di Basilika San Vitale di Ravenna, Italia menghormati Emporer Kristen Romawi.
Awal Abad Pertengahan juga merupakan masa percobaan dengan metode dan bahan bangunan. Jendela Clerestory menjadi cara populer untuk cahaya alami dan ventilasi untuk memasuki gedung yang gelap dan berasap.
Tokoh-tokoh Arsitektur Byzantium
Selama Pemerintahan Kekaisaran Byzantium pada
periode Abad Pertengahan di Eropa, banyak memperkenalkan beberapa Arsitek yang
membantu beberapa pembangunan bangunan-bangunan bercorak Arsitektur Byzantum.
Perkembangan Keseniang Byzantium dipopulerkan oleh Justinanus Agung.
Sementara Tokoh-tokoh Arsitek Byzantium yang hidup dan berkarya pada masa Kekaisaran
Byzantium antara lain
adalah; Anthemios dan Tralles, Isidorus dari Miletus, Philo dari Yunani, Epigenes, Leontius,
dan lain-lain. Mereka memiliki pemikiran dan karya Seni Arsitektur yang mashyur
dan dikenang hingga saat ini.
Contoh
Karya Seni Arsitektur Byzantium
Sebagian
besar bangunan bergaya Arsitektur Byzantium hasil warisan dari Kekaisaran
Konstantinopel adalah berupa bangunan suci keagamaan dan Gedung Aula Umum.
Sementara itu bangunan-bangunan sekuler Kekaisaran Byzantium telah runtuh dan
menyisakan puing-puing. Berikut ini adalah beberapa contoh bangunan yang
tersisa dari Kekaisaran Byzantium dengan corak Seni Arsitektur Byzantium.
1. Hagia Sophia
Hagia Sophia adalah sebuah bangunan Gereja bercorak Arsitektur Byzantium yang dibangun pada masa pemerintahan Justinianus Agung pada kisaran tahun 558 Masehi. Bangunan ini adalah sebuah Masterpiece Seni Arsitektur Byzantium yang paling terkenal di Dunia, yang merupakan bangunan paling besar dan megah di Konstantinopel selama masa Kekaisaran Byzantium. Hagia Sophia dirancang dan didesain oleh Arsitek terkenal saat itu bernama Anthemios dan Isidorus. Saat ini Hagia Sophia telah dialihfungsikan menjadi bangunan Masjid dan dibuka sebagai pusat kebudayaan dan sejarah untuk Negara Turki.
2. Hagia Irene
Hagia Irene adalah bangunan Gereja Orthodoks
Timur yang terletak di Istanbul. Gereja ini adalah bangunan keagamaan pertama
yang dibangun oleh Kekaisaran Byzantium pada tahun 337 Masehi sebelum dibangun
Hagia Sophia. Saat ini Hagia Irene masih berstatus sebagai Gereja yang dijaga
oleh Negara Turki.
3. Gereja St. George Sofia
Gereja Santo George adalah sebuah Gereja Kuno
yang terletak di Sofia, Bulgaria. Gereja ini dibangun Pemerintahan Romawi Kuno
dipugar kembali saat Kekaisaran Byzantium berkuasa. Bentuk bangunan bercorak
Seni Arsitektur Kristen Awal dan dipadukan dengan gaya Arsitektur Byzantium.
4. The Throne Hall of Dongola
The Throne Hall of Dongola adalah sebuah
Bangunan Masjid di Dongola, Sudan. Bangunan ini dibuat pada abad ke-9 dan
terinspirasi dari Seni Arsitektur Byzantium. The Throne Hall of Dongola saat
ini menjadi sebuah situs sejarah yang mengungkapkan kedekatan budaya Sudan
dengan Kekaisaran Byzantium saat itu.
5. Forum Constantinous
Forum Constantinous adalah gedung Aula Forum
terbesar yang berada di Konstantinopel. Aula ini berfungsi sebagai kegiatan
umum seperti perayaan kerajaan, forum terbuka, bazar rakyat, dan lain-lain.
6. Masjid Zeyrek
Forum Constantinous adalah Masjid yang terletak di Istanbul, Turki. Masjid yang dibangun pada abad ke-12 ini merupakan salah satu masjid tertua yang mengaplikasikan seni Arsitektur Byzantium pada bangunannya dan dianggap sebagai salah satu warisan UNESCO.
Masjid Zeyrek |
Sumber: https://www.tegaraya.com/2021/12/seni-arsitektur-byzantium-sejarah-dan-contohnya.html
http://mengakubackpacker.blogspot.com/2012/10/arsitektur-byzantine-jembatan-kristen.html
https://www.wirakuu.com/2020/03/mengenal-sejarah-gaya-arsitektur-bizantium.html
Komentar
Posting Komentar